Profil
Peternak
Sapi di
Bulukumba:
Merintis
Jalan Meraih Sukses
Oleh:
Wahyuni
Penulis Lepas dan Aktivis Pemberdayaan Masyarakat
Alumni Universitas Muhammadiyah Makassar
Kabupaten
Bulukumba merupakan salah
satu daerah pertanian
yang masyarakatnya memiliki budaya memelihara ternak sapi sebagai salah satu komoditas
tambahan penghasilan keluarga. Sebagai penghasil ternak sapi potong, setiap
kepala keluarga petani di
Bulukumba, belum seluruhnya memiliki ternak sapi sebagai produsen sapi potong.
Kalaupun ada, rata-rata hanya memiliki 2-3 ekor sapi. Itupun kadang hanya digunakan untuk membajak sawah. Belum banyak yang menjadikan sebagai budidaya ternak dengan
skala industri peternakan yang menengah dan besar.
Salah satu peternak yang berhasil mengembangkan usaha ternak sapi potong sebagai penghasilan utama,
adalah Muh. Amin Jumrang (35), lulusan SMEA ini berasal dari Dusun
Tammalaju, Desa
Bontomarannu, Kecamatan
Kajang, Bulukumba . Bapak dari lima anak ini merintis usaha ternak sapi sejak tahun 1987. Usahanya dimulai
dengan bermodalkan 3 ekor sapi. Namun, dengan mempekerjakan tiga orang pekerja,
usaha ini terus berkembang dan jumlah ternaknya terus bertambah, dan saat ini
rata-rata mencapai lebih dari 20 ekor sapi. dengan pendapatan bersih diatas 28
juta per tahun. Dan aset usaha yang bertambah dengan memiliki satu unit mobil
transportasi ternak untuk membantu memasarkan ternaknya, di Bulukumba hingga
menjangkau kabupaten dan kota lain di Sulawesi Selatan.
Jenis sapi yang dikembangbiakkan
adalah jenis sapi bali (bos sandicious), dengan pakan yang diberikan
tiap harinya adalah jenis pakan rumput gajah (Pennisetum purpureum), jerami jagung, jerami padi, dan dedak. Variasi pakan ini
diberikan untuk menghasilkan daging yang berkualitas, dan untuk
pengembangbiakan. Jika pemberian pakan secara teratur dilakukan maka
perkembangbiakan ternak dapat dilakukan tiap tahunnya.
Sapi bali digemari oleh masyarakat
karena memiliki banyak keunggulan, keunggulan sapi Bali ini antara lain : Daya
tahan terhadap panas tinggi, pertumbuhan tetap baik walau pun dengan pakan yang
jelek, presentase karkas tinggi dan kualitas daging baik, reproduksi dapat
beranak setiap tahun. Oleh sebab itu sapi jenis ini dapat memberikan banyak keuntungan
bagi peternak. Disisi lain penyakit yang biasa menyerang ternak sapi bali
adalah jenis penyakit antraks, namun penanggulangannya dapat dilakukan dengan
alami, pengendalian penyakit sapi yang
paling baik menjaga kesehatan sapi dengan tindakan pencegahan, yakni; menjaga kebersihan kandang beserta peralatannya,
termasuk memandikan sapi, sapi yang
sakit dipisahkan dengan sapi sehat dan segera dilakukan pengobatan, mengusahakan
lantai kandang selalu kering, memeriksa kesehatan sapi secara teratur dan
dilakukan vaksinasi sesuai petunjuk.
Pada prinsipnya pemeliharaan sapi bali ini
memiliki banyak kelebihan, selain sebagai
komoditas unggul dibanding sapi impor, sapi ini juga dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk membajak sawah, kotoran sapi dapat menjadi sumber hara yang dapat memperbaiki
struktur tanah sehingga menjadi lebih gembur dan subur. Selain itu
kulitnya bisa menjadi bahan baku untuk
industri kerajinan. Terlebih lagi jika hari raya Idul Adha, peternak untuk sapi
potong untuk jenis sapi bali banyak diincar oleh konsumen itu karena daging
sapi bali memiliki keunggulan dibanding dengan daging sapi impor.
Jadi,
untuk pemenuhan kebutuhan protein hewani dari daging sapi lokal di Indonesia khususnya,
peternak perlu meningkatkan produksi daging. Perkembangan usaha
pengembangbiakan sapi didorong oleh permintaan daging yang terus menerus
meningkat dari tahun ke tahun. Itulah sebabnya bapak Jumrang memilih untuk
mengembangbiakkan sapi bali ini, selain untuk menambah penghasilan keluarga,
beliau juga memberikan motivasi kepada petani maupun peternak lain agar dapat mengembangbiakkan ternaknya sebagai
suatu peluang usaha yang dapat membantu
ekonomi keluarga, masyarakat sebagai konsumen, maupun pemerintah dalam hal produksi daging sapi
lokal, sehingga komoditi daging
lokal bisa menjangkau pasar lokal dan
ekspor kedepannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar