Sabtu, 16 Agustus 2014

Merdeka?? Atau diambang Kemerdekaan??

Secara tak kasat mata, Indonesia di ke 69 kemerdekaannya berada diambang kehancuran, pelakunya adalah para kaum kapitalis yang menganggap diri mereka adalah pahlawan...

Korupsi, perpecahan budaya, dan politik praktis membawa rakyat indonesia berada diujung jurang kehancuran...

Lalu dimana keberadaan kita sebagai bagian dari warga Indonesia, masihkah kita mengkritik tanpa memberi solusi??, ato masihkah kita tertidur dan tak tau harus berbuat apa???

Lalu masihkah kita menjadi bangsa yg beradab???

*mari renungkan baik-baik eksistensi kita sekaligus masa depan bangsa Indonesia*

Wahyuni X09: Laboratorium Kewirausahaan

Social Enterpreneur

Orang sangat bangga ketika memasuki perguruan tinggi,
Secara strata sosial, katanya "derajatnya terangkat" tanpa disadari tempat mencari keahlian ternyata menjadi tempat mencetak "pengangguran dan "preman"

Questions:
Mau jadi apa anda setelah lulus???
*Profesi?
*Peneliti?
*Pegawai?
*Profesor?
*Preman?
*Penganguran?

#Pilihan di tangan anda !!!
>> LAB. KEWIRAUSAHAAN (CIPTAKAN LAPANGAN KERJA untuk diri Anda Sendiri)

Laboratorium Kewirausahaan

Social Enterpreneur

Orang sangat bangga ketika memasuki perguruan tinggi,
Secara strata sosial, katanya "derajatnya terangkat" tanpa disadari tempat mencari keahlian ternyata menjadi tempat mencetak  "pengangguran dan "preman"
 
Questions:
Mau jadi apa anda setelah lulus???
*Profesi?
*Peneliti?
*Pegawai?
*Profesor?
*Preman?
*Penganguran?

#Pilihan di tangan anda !!!
>> LAB. KEWIRAUSAHAAN (CIPTAKAN LAPANGAN KERJA untuk diri Anda Sendiri)


Profil Peternak Sapi di Bulukumba:
Merintis Jalan Meraih Sukses
Oleh: Wahyuni
Penulis Lepas dan Aktivis Pemberdayaan Masyarakat
Alumni Universitas Muhammadiyah Makassar 

Kabupaten Bulukumba merupakan salah satu daerah pertanian yang masyarakatnya memiliki budaya memelihara ternak sapi sebagai salah satu komoditas tambahan penghasilan keluarga. Sebagai penghasil ternak sapi potong, setiap kepala keluarga petani di Bulukumba, belum seluruhnya memiliki ternak sapi sebagai produsen sapi potong. Kalaupun ada, rata-rata hanya memiliki 2-3 ekor sapi. Itupun kadang hanya  digunakan untuk membajak sawah. Belum banyak yang menjadikan sebagai budidaya ternak dengan skala industri peternakan yang menengah dan besar. 
Salah satu peternak yang berhasil mengembangkan usaha ternak sapi potong sebagai penghasilan utama, adalah Muh. Amin Jumrang (35), lulusan SMEA ini berasal dari  Dusun Tammalaju, Desa Bontomarannu, Kecamatan Kajang, Bulukumba . Bapak dari lima anak ini merintis usaha ternak sapi sejak tahun 1987. Usahanya dimulai dengan bermodalkan 3 ekor sapi. Namun, dengan mempekerjakan tiga orang pekerja, usaha ini terus berkembang dan jumlah ternaknya terus bertambah, dan saat ini rata-rata mencapai lebih dari 20 ekor sapi. dengan pendapatan bersih diatas 28 juta per tahun. Dan aset usaha yang bertambah dengan memiliki satu unit mobil transportasi ternak untuk membantu memasarkan ternaknya, di Bulukumba hingga menjangkau kabupaten dan kota lain di Sulawesi Selatan.
Jenis sapi yang dikembangbiakkan adalah jenis sapi bali (bos sandicious), dengan pakan yang diberikan tiap harinya adalah jenis pakan rumput gajah (Pennisetum purpureum), jerami jagung, jerami padi, dan dedak. Variasi pakan ini diberikan untuk menghasilkan daging yang berkualitas, dan untuk pengembangbiakan. Jika pemberian pakan secara teratur dilakukan maka perkembangbiakan ternak dapat dilakukan tiap tahunnya.
Sapi bali digemari oleh masyarakat karena memiliki banyak keunggulan, keunggulan sapi Bali ini antara lain : Daya tahan terhadap panas tinggi, pertumbuhan tetap baik walau pun dengan pakan yang jelek, presentase karkas tinggi dan kualitas daging baik, reproduksi dapat beranak setiap tahun. Oleh sebab itu sapi jenis ini dapat memberikan banyak keuntungan bagi peternak. Disisi lain penyakit yang biasa menyerang ternak sapi bali adalah jenis penyakit antraks, namun penanggulangannya dapat dilakukan dengan alami, pengendalian penyakit sapi yang paling baik menjaga kesehatan sapi dengan tindakan pencegahan, yakni;  menjaga kebersihan kandang beserta peralatannya, termasuk memandikan sapi,  sapi yang sakit dipisahkan dengan sapi sehat dan segera dilakukan pengobatan, mengusahakan lantai kandang selalu kering, memeriksa kesehatan sapi secara teratur dan dilakukan vaksinasi sesuai petunjuk.
Pada prinsipnya pemeliharaan sapi bali ini memiliki banyak kelebihan, selain  sebagai komoditas unggul dibanding sapi impor, sapi ini juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk membajak sawah, kotoran sapi dapat menjadi sumber hara yang dapat memperbaiki struktur tanah sehingga menjadi lebih gembur dan subur. Selain itu kulitnya bisa menjadi bahan baku  untuk industri kerajinan. Terlebih lagi jika hari raya Idul Adha, peternak untuk sapi potong untuk jenis sapi bali banyak diincar oleh konsumen itu karena daging sapi bali memiliki keunggulan dibanding dengan daging sapi impor.  
Jadi, untuk pemenuhan kebutuhan protein hewani dari daging sapi lokal di Indonesia khususnya, peternak perlu meningkatkan produksi daging. Perkembangan usaha pengembangbiakan sapi didorong oleh permintaan daging yang terus menerus meningkat dari tahun ke tahun. Itulah sebabnya bapak Jumrang memilih untuk mengembangbiakkan sapi bali ini, selain untuk menambah penghasilan keluarga, beliau juga memberikan motivasi kepada petani maupun peternak lain agar  dapat mengembangbiakkan ternaknya sebagai suatu peluang usaha yang dapat  membantu ekonomi keluarga, masyarakat sebagai konsumen, maupun  pemerintah dalam hal produksi daging sapi lokal, sehingga komoditi  daging lokal  bisa menjangkau pasar lokal dan ekspor kedepannya.